Halaman

Sabtu, 18 Mei 2013

sejarah perkembangan islam mulai dari masa rasulullah hingga khulafaur-rasidin

BAB I
Peradaban Pada Masa Rasulullah SAW
Peradaban atau kebudayaan pada Masa Rasulullah SAW yang paling dahsyat adalah perubahan sosial. Suatu perubahan mendasar dari masa kebobrokan moral menuju moralitas yang beradab. Dalam tulisan Ahmad Al-Husairy, diuraikan bahwa peradaban pada masa Nabi dilandasi dengan asas-asas yang diciptakan sendiri oleh Muhammad di bawah bimbingan wahyu. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1.                  Pembangunan Masjid Nabawi.
2.                  Persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar.
3.                  Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin dan Non-Muslimin.
4.                  Peletakan Asas-asas politik, Sosial, dan Ekonomi.
BAB II
Peradaban Islam Pada Masa Khulafa Ar-Rasyidin
A.     Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq
Abu Bakar merupakan orang yang pertama kali masuk Islam ketika Islam mulai didakwakan. Baginya, tidaklah sulit untuk mempercayai ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dikarenakan sejak kecil, ia telah mengenal keagungan Muhammad. Setelah masuk Islam, ia tidak segan untuk menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk Islam. Pengorbanan Abu Bakar terhadap Islam tidak dapat diragukan. Ia juga pernah ditunjuk Rasul sebagai penggantinya untuk mengimami shalat ketika Nabi sakit. Pun wafat tak lama setelah kejadian tersebut. Karena tidak ada pesan mengenai siapa penggantinya di kemudian hari, pada saat jenazah Nabi belum dimakamkan diantara umat Islam, ada yang mengusulkan untuk cepat-cepat memikirkan pengganti Nabi. Abu Bakar dipilih berdasarkan musyawarah dan mengakibatkan perpecahan antara umat islam. Bentuk peradaban yang paling besar pada masa Abu Bakar adalah penghimpunan Al-Qur’an. Abu Bakar As-Shiddiq memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Qur’an dari pelepah kurma, kulit binatang, dan dari hafalan kaum Muslimin.
B.     Khalifah Umar Ibn Al-Khattab
Umar Ibn Al-Khattab dilahirkan di Mekah dari keturunan suku Quraisy yang terpandang dan terhormat. Ia lahir empat tahun sebelum terjadinya perang fijar. Tiga belas tahun lebih muda dari Nabi Muhammad SAW. Sebelum masuk Islam, Umar termasuk diantara kaum kafir Quraisy yang paling ditakuti oleh orang-orang yang sudah masuk Islam. Dia sering menyebar fitnah dan menuduh Nabi Muhammad sebagai penyair tukang tenung. Setelah Umar masuk Islam, pada bulan Dzulhijjah kepribadiannya bertolak belakang dengan keadaan sebelumnya. Dia berubah menjadi salah seorang yang gigih dan setia membela agama Islam. Bahkan dia termasuk seorang sahabat yang terkemuka dan paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW.
C.     Khalifah Utsman bin Affan
Ustman lahir pada tahun 576 M , enam tahun setelah kelahiran Rasulullah SAW. Ia dijuluki dzun-nurain, karena menikahi dua putrid Rasulullah, secara berurutan setelah yang satu meninggal, yakni Ruqayyah dan Ummu Kulsum. Beliau diangkat menjadi Khalifah berdasarkan pemilihan yang dilakukan dewan formatur yang dibentuk Umar yaitu Ali, Ustman, Sa’ad bin Abi Waqash, Aburrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidilah. Peradaban pada masa Ustman bin Affan adalah karya besar monumental yaitu membukukan Al-Qur’an.


D.     Khalifah Ali bin Abi Thalib
Ali adalah putra Abi Thalib ibn Abdul Muthalib. Ia adalah sepupu Nabi Muhammad yang kemudian menjadi menantunya. Ia masuk Islam ketika usianya sangat muda dan termasuk orang yang pertama masuk Islam dari golongan pria. Ali termasuk orang yang pandai memainkan pedang dan pena, bahkan dia dikenal sebagai seorang orator. Pemerintahan Khalifah Ali dapat dikatakan sebagai pemerintahan yang tidak stabil karena adanya pemberontakan dari kaum Muslimin. Pemberontakan diawali oleh penarikan bai’at oleh Thalhah dan Zubair, karena alasan bahwa Ali tidak memenuhi tuntutan mereka untuk menghukum pembunuh khalifah Ustman. Khalifah Ali telah berusaha untuk menghindari pertumpahan darah dengan mengajukan kompromi, tetapi beliau tidak berhasil sampai akhirnya terjadi pertempuran antara khalifah Ali bersama pasukannya dengan Thalhah, Zubair, dan Aisyah bersama pasukannya.
BAB III
Peradaban Islam Pada Muawiyah Timur (661-680 M.)
Perintisan Dinasti Umayah dilakukan oleh Muawiyah dengan cara menolak membaiat Ali, berperang melawan Ali, dan melakukan perdamaian (tahkim) dengan pihak Ali yang secara politik sangat menguntungkan Muawiyah. Pada masa itu, umat Islam telah bersentuhan dengan peradaban Persia dan Bizantium. Oleh karena itu, Muawiyah juga bermaksud meniru suksesi kepemimpinan yang ada di Persia dan Bizantium, yaitu monarki (kerajaan). Pemerintahan Bani Umayah dinisbatkan kepada Umayah bin Abd Syams bin Abdi Manaf. Muawiyah melaksanakan perubahan-perubahan besar dan menonjol dalam pemerintahan Negara itu. Angkatan daratnya kuat dan efisien. Dia dapat mengandalkan pasukan orang-orang siria yang taat dan setia, yang tetap berdiri di sisinya dalam keadaan yang paling berbahaya sekalipun. Secara umum, penaklukan Bani Umawiyah, meliputi tiga wilayah. Pertama, melawan pasukan Romawi di Asia kecil, kedua, wilayah Afrika Utara, dan ketiga, wilayah timur. Penaklukan ini sampai ke sebelah timur Irak. Kemudian meluas ke wilayah Turkistan di utara, serta ke wilayah Sindh daerah selatan.
BAB IV
Islam di Andalusia (Spanyol)
A.     Sejarah singkat Perluasan Islam Atas Spanyol
Sebelum menaklukkan Spanyol, umat Islam terlebih dahulu menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Bani Umayah. Ekspansi umat Islam ke Spanyol terjadi pada masa Al-Walid menjabat khalifah. Al-Walid mengizinkan gubernurnya untuk mengirimkan pasukan militer ke Spanyol. Pada awalnya Musa bin Nusair mengutua Tharif bin Malik untuk memimpin pasukan ekspedisi yang bertujuan menjajagi daerah-daerah sasaran. Musa bin Nusyair menugaskan Tariq bin Ziyad untuk memimpin pasukan tentara sebanyak 7000 orang. Thariq berlayar melalui Laut Tengah menuju daratan Spanyol dan berhasil mendarat di sebuah bukit yang kemudian dinamakan Gibraltar.
B.     Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
Masuknya Islam di Spanyol pada sekitar permulaan abad ke 8 M., telah membuka cakrawala baru dalam sejarah Islam. Dalam rentang waktu selama kurang lebih tujuh setengah abad, umat Islam di Spanyol telah mencapai kemajuan yang pesat, baik di bidang ilmu pengetahuan maupun kebudayaan.
Kemajuan peradaban di Spanyol Islam pada saat ini berimbas pada bangkitnya renaisans dunia barat pada abad pertengahan sehingga dapat dikatakan bahwa Arab Spanyol adalah guru bagi Eropa dan Universitas Cordova, Toledo, sedangkan Seville berfungsi sebagai sumber asli kebudayaan Arab, non-Arab, Muslim, Kristen, Yahudi, dan agama lain sampai beberapa abad kemudian. Cordova sebagai ibukota Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang tinggi yang dapat menyamai kemasyhuran Baghdad di tmur, dan Kairo di Mesir. Kemajuan yang di raih umat Islam di Spanyol adalah kemajuan dalam bidang filsafat, sains, bahasa sastra dan musik, sejarah dan geografi, fiqh serta kemajuan dalam pembangunan fisik.
Beberapa faktor kemunduran yang akhirnya membawa kehancuran Islam di Spanyol adalah sebagai berikut :
1.    Munculnya khalifah-khalifah yang lemah
2.    Konflik antara Islam dan Kristen
3.    Munculnya dinasti-dinasti kecil
4.    Kemerosotan ekonomi
5.    System peralihan kekuasaan yag tidak jelas.
BAB V
Peradaban Islam Pada Masa Abbasiyah
A.     Periodesasi Masa Abbasiyah
Para sejarahwan mengklarifikasi peride Abbasiyah berbeda-beda. Al-Khudri, Guru Besar Ilmu Sejarah dari Universitas Mesir membagi ke dalam 5 masa :
1.    Masa kuat-kuasa dan bekerja membangun, berjalan 100 tahun lamanya, dari 132 sampai 232 H.
2.    Masa berkuasanya panglima-panglima Turki, berjalan 100 tahun lamanya dari 232 sampai 334 H.
3.    Masa berkuasanya Bani Buyah (Buwayhid), berjalan 100 tahun lamanya, dari 334 sampai 447 H.
4.    Masa berkuasanya Bani Saljuk (Seljuqiyak), berjalan 100 tahun lamanya, dari 447 sampai 530 H.
5.    Masa gerak balik kekuasaan politik khalifah-khalifah Abbasiyah dengan merajalelanya para panglima perang,selama 125 tahun, dari 530 H. sampai musnahnya  Abbasiyah dibawah serbuan Jengis Khan dan putranya Hulagu Khan dari Tartar pada tahun 656 H.
B.     Pendirian Bani Abbas dan Kemajuannya
Babak ketiga dalam drama besar politik Islam dibuka oleh Abu Al-Abbas (750-754 H) yang berperan sebagai pelopor. Irak menjadi panggung drama besar tersebut. Khalifah Abbasiyah pertama tersebut menyebut dirinya As-Saffh (penumpah darah). Orang Abbasiyah mengklaim dirinya sebagai pengusung konsep sejati kekhalifahan, yaitu gagasan Negara teokrasi, yang menggantikan pemerintahan sekuler, Dinasti Umayah. Masa kejayaan Abbasiyah terletak pada khalifah setelah As-Saffh. Penulis Philip K. Hitty mengatakan bahwa masa keemasan Abbasiyah terletak pada 10 khalifah, kesepuluh khalifah tersebut adalah As-Saffh (750), Al-Mansur (754), Al-Mahdi (775), Al-Hadi (785), Ar-Rasyid (786), Al-Amin (809), Al-Ma’mun (813), Al-Mu’tashim (833), Al-Watsiq (842), dan Al-Mutawakkil (847).
Faktor-faktor penyebab kemunduran
a)    Faktor intern
1.    Kemewahan hidup di kalangan penguasa
2.    Perebutan kekuasaan antara keluarga Bani Abbasiyah
3.    Konflik keagamaan
b)   Faktor ekstern
1.    Banyaknya pemberontakan
2.    Dominasi bangsa Turki

1 komentar:

Anonim mengatakan...

thank u broo...