BAB I
Peradaban Pada
Masa Rasulullah SAW
Peradaban atau
kebudayaan pada Masa Rasulullah SAW yang paling dahsyat adalah perubahan
sosial. Suatu perubahan mendasar dari masa kebobrokan moral menuju moralitas
yang beradab. Dalam tulisan Ahmad Al-Husairy, diuraikan bahwa peradaban pada
masa Nabi dilandasi dengan asas-asas yang diciptakan sendiri oleh Muhammad di
bawah bimbingan wahyu. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Pembangunan Masjid Nabawi.
2.
Persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar.
3.
Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin dan
Non-Muslimin.
4.
Peletakan Asas-asas politik, Sosial, dan Ekonomi.
BAB II
Peradaban Islam Pada
Masa Khulafa Ar-Rasyidin
A.
Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq
Abu Bakar merupakan orang yang pertama kali masuk
Islam ketika Islam mulai didakwakan. Baginya, tidaklah sulit untuk mempercayai
ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dikarenakan sejak kecil, ia telah
mengenal keagungan Muhammad. Setelah masuk Islam, ia tidak segan untuk
menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk Islam. Pengorbanan Abu Bakar
terhadap Islam tidak dapat diragukan. Ia juga pernah ditunjuk Rasul sebagai
penggantinya untuk mengimami shalat ketika Nabi sakit. Pun wafat tak lama
setelah kejadian tersebut. Karena tidak ada pesan mengenai siapa penggantinya
di kemudian hari, pada saat jenazah Nabi belum dimakamkan diantara umat Islam,
ada yang mengusulkan untuk cepat-cepat memikirkan pengganti Nabi. Abu Bakar
dipilih berdasarkan musyawarah dan mengakibatkan perpecahan antara umat islam.
Bentuk peradaban yang paling besar pada masa Abu Bakar adalah penghimpunan
Al-Qur’an. Abu Bakar As-Shiddiq memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk
menghimpun Al-Qur’an dari pelepah kurma, kulit binatang, dan dari hafalan kaum
Muslimin.
B.
Khalifah Umar Ibn Al-Khattab
Umar Ibn Al-Khattab dilahirkan di Mekah dari keturunan
suku Quraisy yang terpandang dan terhormat. Ia lahir empat tahun sebelum
terjadinya perang fijar. Tiga belas tahun lebih muda dari Nabi Muhammad SAW.
Sebelum masuk Islam, Umar termasuk diantara kaum kafir Quraisy yang paling
ditakuti oleh orang-orang yang sudah masuk Islam. Dia sering menyebar fitnah
dan menuduh Nabi Muhammad sebagai penyair tukang tenung. Setelah Umar masuk
Islam, pada bulan Dzulhijjah kepribadiannya bertolak belakang dengan keadaan
sebelumnya. Dia berubah menjadi salah seorang yang gigih dan setia membela
agama Islam. Bahkan dia termasuk seorang sahabat yang terkemuka dan paling dekat
dengan Nabi Muhammad SAW.
C.
Khalifah Utsman bin Affan
Ustman lahir pada tahun 576 M , enam tahun setelah
kelahiran Rasulullah SAW. Ia dijuluki dzun-nurain, karena menikahi dua putrid
Rasulullah, secara berurutan setelah yang satu meninggal, yakni Ruqayyah dan
Ummu Kulsum. Beliau diangkat menjadi Khalifah berdasarkan pemilihan yang
dilakukan dewan formatur yang dibentuk Umar yaitu Ali, Ustman, Sa’ad bin Abi
Waqash, Aburrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidilah.
Peradaban pada masa Ustman bin Affan adalah karya besar monumental yaitu
membukukan Al-Qur’an.
D.
Khalifah Ali bin Abi Thalib
Ali adalah putra Abi Thalib ibn Abdul Muthalib. Ia
adalah sepupu Nabi Muhammad yang kemudian menjadi menantunya. Ia masuk Islam
ketika usianya sangat muda dan termasuk orang yang pertama masuk Islam dari
golongan pria. Ali termasuk orang yang pandai memainkan pedang dan pena, bahkan
dia dikenal sebagai seorang orator. Pemerintahan Khalifah Ali dapat dikatakan
sebagai pemerintahan yang tidak stabil karena adanya pemberontakan dari kaum
Muslimin. Pemberontakan diawali oleh penarikan bai’at oleh Thalhah dan Zubair,
karena alasan bahwa Ali tidak memenuhi tuntutan mereka untuk menghukum pembunuh
khalifah Ustman. Khalifah Ali telah berusaha untuk menghindari pertumpahan
darah dengan mengajukan kompromi, tetapi beliau tidak berhasil sampai akhirnya
terjadi pertempuran antara khalifah Ali bersama pasukannya dengan Thalhah,
Zubair, dan Aisyah bersama pasukannya.
BAB III
Peradaban Islam Pada
Muawiyah Timur (661-680 M.)
Perintisan Dinasti Umayah dilakukan oleh Muawiyah
dengan cara menolak membaiat Ali, berperang melawan Ali, dan melakukan
perdamaian (tahkim) dengan pihak Ali yang secara politik sangat menguntungkan
Muawiyah. Pada masa itu, umat Islam telah bersentuhan dengan peradaban Persia
dan Bizantium. Oleh karena itu, Muawiyah juga bermaksud meniru suksesi
kepemimpinan yang ada di Persia dan Bizantium, yaitu monarki (kerajaan).
Pemerintahan Bani Umayah dinisbatkan kepada Umayah bin Abd Syams bin Abdi
Manaf. Muawiyah melaksanakan perubahan-perubahan besar dan menonjol dalam
pemerintahan Negara itu. Angkatan daratnya kuat dan efisien. Dia dapat
mengandalkan pasukan orang-orang siria yang taat dan setia, yang tetap berdiri
di sisinya dalam keadaan yang paling berbahaya sekalipun. Secara umum,
penaklukan Bani Umawiyah, meliputi tiga wilayah. Pertama, melawan pasukan
Romawi di Asia kecil, kedua, wilayah Afrika Utara, dan ketiga, wilayah timur.
Penaklukan ini sampai ke sebelah timur Irak. Kemudian meluas ke wilayah
Turkistan di utara, serta ke wilayah Sindh daerah selatan.
BAB IV
Islam di Andalusia
(Spanyol)
A.
Sejarah singkat Perluasan Islam Atas Spanyol
Sebelum menaklukkan Spanyol, umat Islam terlebih
dahulu menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari
Dinasti Bani Umayah. Ekspansi umat Islam ke Spanyol terjadi pada masa
Al-Walid menjabat khalifah. Al-Walid mengizinkan gubernurnya untuk mengirimkan
pasukan militer ke Spanyol. Pada awalnya Musa bin Nusair mengutua Tharif bin
Malik untuk memimpin pasukan ekspedisi yang bertujuan menjajagi daerah-daerah
sasaran. Musa bin Nusyair menugaskan Tariq bin Ziyad untuk memimpin pasukan
tentara sebanyak 7000 orang. Thariq berlayar melalui Laut Tengah menuju daratan
Spanyol dan berhasil mendarat di sebuah bukit yang kemudian dinamakan
Gibraltar.
B.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
Masuknya Islam di Spanyol pada sekitar permulaan abad
ke 8 M., telah membuka cakrawala baru dalam sejarah Islam. Dalam rentang waktu
selama kurang lebih tujuh setengah abad, umat Islam di Spanyol telah mencapai
kemajuan yang pesat, baik di bidang ilmu pengetahuan maupun kebudayaan.
Kemajuan peradaban di Spanyol Islam pada saat ini berimbas pada bangkitnya
renaisans dunia barat pada abad pertengahan sehingga dapat dikatakan bahwa Arab
Spanyol adalah guru bagi Eropa dan Universitas Cordova, Toledo, sedangkan
Seville berfungsi sebagai sumber asli kebudayaan Arab, non-Arab, Muslim,
Kristen, Yahudi, dan agama lain sampai beberapa abad kemudian. Cordova sebagai
ibukota Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang tinggi yang dapat menyamai
kemasyhuran Baghdad di tmur, dan Kairo di Mesir. Kemajuan yang di raih umat
Islam di Spanyol adalah kemajuan dalam bidang filsafat, sains, bahasa sastra
dan musik, sejarah dan geografi, fiqh serta kemajuan dalam pembangunan fisik.
Beberapa faktor kemunduran yang akhirnya membawa kehancuran Islam di
Spanyol adalah sebagai berikut :
1.
Munculnya khalifah-khalifah yang lemah
2.
Konflik antara Islam dan Kristen
3.
Munculnya dinasti-dinasti kecil
4.
Kemerosotan ekonomi
5.
System peralihan kekuasaan yag tidak jelas.
BAB V
Peradaban Islam Pada Masa Abbasiyah
A.
Periodesasi Masa Abbasiyah
Para sejarahwan mengklarifikasi peride Abbasiyah
berbeda-beda. Al-Khudri, Guru Besar Ilmu Sejarah dari Universitas Mesir membagi
ke dalam 5 masa :
1.
Masa kuat-kuasa dan bekerja membangun, berjalan 100 tahun lamanya, dari 132
sampai 232 H.
2.
Masa berkuasanya panglima-panglima Turki, berjalan 100 tahun lamanya dari
232 sampai 334 H.
3.
Masa berkuasanya Bani Buyah (Buwayhid), berjalan 100 tahun lamanya, dari 334
sampai 447 H.
4.
Masa berkuasanya Bani Saljuk (Seljuqiyak), berjalan 100 tahun lamanya, dari
447 sampai 530 H.
5.
Masa gerak balik kekuasaan politik khalifah-khalifah Abbasiyah dengan
merajalelanya para panglima perang,selama 125 tahun, dari 530 H. sampai musnahnya
Abbasiyah dibawah serbuan Jengis Khan dan putranya Hulagu Khan dari Tartar pada
tahun 656 H.
B.
Pendirian Bani Abbas dan Kemajuannya
Babak ketiga dalam drama besar politik Islam dibuka
oleh Abu Al-Abbas (750-754 H) yang berperan sebagai pelopor. Irak menjadi
panggung drama besar tersebut. Khalifah Abbasiyah pertama tersebut menyebut
dirinya As-Saffh (penumpah darah). Orang Abbasiyah mengklaim dirinya sebagai
pengusung konsep sejati kekhalifahan, yaitu gagasan Negara teokrasi, yang
menggantikan pemerintahan sekuler, Dinasti Umayah. Masa kejayaan Abbasiyah
terletak pada khalifah setelah As-Saffh. Penulis Philip K. Hitty mengatakan
bahwa masa keemasan Abbasiyah terletak pada 10 khalifah, kesepuluh khalifah
tersebut adalah As-Saffh (750), Al-Mansur (754), Al-Mahdi (775), Al-Hadi (785),
Ar-Rasyid (786), Al-Amin (809), Al-Ma’mun (813), Al-Mu’tashim (833), Al-Watsiq
(842), dan Al-Mutawakkil (847).
Faktor-faktor penyebab kemunduran
a)
Faktor intern
1.
Kemewahan hidup di kalangan penguasa
2.
Perebutan kekuasaan antara keluarga Bani Abbasiyah
3.
Konflik keagamaan
b)
Faktor ekstern
1.
Banyaknya pemberontakan
2.
Dominasi bangsa Turki
1 komentar:
thank u broo...
Posting Komentar